Pada saat yang sama, Dewan Direktur Apple juga mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar 3,05 dollar AS per saham biasa. "Kami menghasilkan 9,9 miliar dollar AS arus kas operasional dan mendapat tambahan (keuntungan) 7,8 miliar dollar AS dari pemegang saham melalui deviden dan pembelian kembali saham selama kuartal (yang berakhir pada) September, membawa pembayaran kumulatif di program pengembalian modal kami senilai 36 miliar dollar AS," kata Direktur Keuangan Apple Peter Oppenheimer.
Harga saham Apple di bursa saham Amerika ditutup seharga 529,88 dollar AS atau setara Rp 5,8 juta per lembar. Perhitungan kotor Apple menyebutkan margin keuntungan yang mereka dapatkan adalah 37 persen, turun dibandingkan margin laba kotor mereka tahun lalu di kisaran 40 persen.
Menurut Apple, menyempitnya margin keuntungan itu antara lain disebabkan oleh mahalnya biaya komponen iPad dan beberapa komponen baru komputer Mac. Untuk kuartal yang sekarang berjlan, Apple berharap masih bisa mendapatkan margin keuntungan kotor di kisaran 36,5 sampai 37,5 persen.
"Ketika (Steve) Jobs fokus seperti laser pada keuntungan, Cook difokuskan seperti laser pada pendapatan, " kata analis independen Silicon Valley Rob Enderle. "Masalahnya adalah bahwa perdagangan saham Apple pada model Jobs dan margin keuntungannya secara perlahan runtuh."
Cook menjelaskan kepada analis bahwa bertentangan dengan spekulasi para analis dan berita, Apple membuat iPhone 5C bukan untuk memasok model murah ke negara berkembang. "Jika Anda melihat garis iPhone, kami menjual iPhone 4S sebagai tawaran masuk rumah kita, 5C sebagai tawaran bagi kelas menengah, dan kemudian ada 5S," ujar dia.
Sebagai sebuah penanda, penjualan iPhone di China dilaporkan naik sekitar 25 persen pada kuartal terakhir. "(Dan) kami masih ingin lebih baik lagi," kata dia. Karenanya, mereka pun masih terus memperluas jangkauan ke bagian yang lebih luas di daratan China.
"Apple masih mengungguli sebagian besar perusahaan di pasar," aku Endlerle. "Ini bukan perbedaan antara kegagalan dan keberhasilan tapi perbedaan antara menjadi seorang superstar sekaligus perusahaan yang baik."
sumber:
kompas.com
0 comments:
Post a Comment